1.1. Latar Belakang
Bumi yang kita pijak ini adalah bagian dari alam semesta yang begitu luas.
Sistem tata surya kita hanya satu dari milyaran bintang yang ada dijagat raya
ini. Bisa kita bayangkan betapa kecilnya Bumi ini bila dibandingkan dengan
alam. Berbagai bahan pembentuk Bumi terbentuk oleh proses alam yang panjang sejak
terbentuknya Bumi. Jangka waktu pembentukkan tersebut dapat kita ketahui dalam
ilmu Geologi.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya, struktur,
sifat-sifat fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi, kita akan
mempelajari semua hal tentang seluk beluk Bumi ini secara keseluruhan. Dari
mulai gunung-gunung dengan tinggi ribuan meter, hingga palung - palung di dasar samudra.
Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah
kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi
intinya, untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu
tentang kristal.
Kristal merupakan suatu padatan atom, molekul atau
ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara
tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal yang semua
atom dalam padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama,
namun secara umum kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal. Struktur kristal akan terbentuk dari suatu
cairan tergantung pada cairan kimianya sendiri.
Kristal juga dapat didefenisikan sebagai zat padat
homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu
pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan
kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur. Keteraturannya tercermin pada
permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti
pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka
kristal. Dua bidang muka kristal yang berimpit selalu membentuk sudut yang
besarnya tetap pada suatu kristal (Hukum Steno). Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk, gambar-gambar dari kristal
disebut Kristalografi.
Kristalografi
adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari
perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan
sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi.
Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut
merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap
mineral yang dibentuknya maka pada akhir abad XIX, Kristalografi dikembangkan
menjadi ilmu pengetahuan tersendiri. Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih
dahulu menguasai tentang kristal sebelum mempelajari tingkat selanjutnya dalam
ilmu Geologi.
(Anonim, 2015)
1.2. Maksud
dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Dalam studi Geologi, tentu kita harus mempelajari tentang kristal dan semua
yang berhubungan dengan kristal itu sendiri. Hal ini jelas harus dilakukan
karena kristal adalah dasar dari ilmu Geologi itu sendiri. Kristal adalah dasar
dari mineral, mineral adalah pembentuk batuan, dan Bumi ini terdiri dari
batuan-batuan. Jadi, dalam studi kristal yang dilakukan pada awal studi Geologi
ini dimaksudkan agar kita dapat menguasai hal-hal tentang kristal sebagai bekal
untuk mempelajari tingkat yang lebih lanjut dalam ilmu Geologi, yang tentunya
ilmu Geologi ini sangat bermanfaat bagi manusia.
1.2.2. Tujuan
Kristalografi :
Kristalografi :
1)
Menentukan sistem kristal dari berbagai macam bentuk
kristal berdasarkan panjang, posisi dan jumlah sumbu kristal yang ada pada
setiap bentuk kristal.
2)
Menentukan
kelas simetri berdasarkan jumlah unsur simetri setiap kristal.
3)
Menggambarkan
semua bentuk kristal berdasarkan parameter dan parametral rasio, posisi dan jumlah
sumbu kristal dan bidang kristal yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal baik
dalam bentuk proyeksi streografis.
4) Untuk
mengenal bentuk-bentuk kristal yang banyak corak dan ragamnya serta dapat
menggolongkannya dalam kelompok-kelompok yang lazim disebut sebagai klasifikasi
kristal.
5) Agar
dapat menerapkan manfaat sifat fisik Kristal di dalam berbagai praktek.
Mineralogi :
1) Agar dapat mengenal,
mendeskripsikan dan menentukan nama mineral-mineral pembentuk batuan
berdasarkan sifat-sifat fisiknya.
2) Agar dapat membuat beberapa
kesimpulan mengenai struktur kristal,
komposisi kimia, asosiasi dengan mineral lain, dan mengetahui proses
pembentukan mineral tersebut.
3) Agar dapat menerapkan manfaat sifat fisik mineral dalam berbagai praktek di bidang teknik.
3) Agar dapat menerapkan manfaat sifat fisik mineral dalam berbagai praktek di bidang teknik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar